Rika Al_Syafe'i

Minggu, 10 Juli 2011

SISTIM PENDIDIKAN DAN EKONOMI ISLAM SEBAGAI SOLUSI MENIADAKAN KEMISKINAN DAN KETIDAKADILAN DALAM RANGKA MEMBANGUN MASYARAKAT MADHANI SECARA KAFAH


I.          PENDAHULUAN

        Dunia dewasa ini berpenduduk 6.710.719.000 jiwa dan Indonesia berpenduduk 228.523.300 jiwa atau sebesar 3,41% dari penduduk Dunia, yang beragama Islam sekitar 89,0% dan sering disebut dengan “The Giant Sleeping  Moslem Country” baik oleh masyarakat Timur Tengah maupun masyarakat Orientalis.
        Predikat ini ada benarnya karena Indonesia termasuk negara keempat di Dunia yang terbanyak penduduknya setelah : RRC dengan penduduk 1.359.262.000 jiwa, India (1.149.552.000 jiwa), Amerika (309.915.000 jiwa) dan Indonesia sebanyak 228.523.300 jiwa serta yang kelima adalah Brazilia dengan penduduk 189.845.000 jiwa. (Lihat Tabel 1)

        Dengan bangkit dan berkembangnya kembali semangat dan praktek ekonomi Islam di Indonesia, jelas merupakan nuansa/iklim yang baik bagi terus berkembangnya Sistim Ekonomi Kerakyatan dalam lingkup “Welfare State Economy” untuk membangun masyarakat Madhani secara kafah yaitu masyarakat yang bertamadun/berbudaya tinggi, dimana bila menghadapi permasalahan baik yang besar ataupun yang kecil dan yang berat ataupun ringan akan dicarikan jalan keluar dengan musyawarah mufakat serta menganalisisnya dengan menggunakan akal semesta/analisis intuitif selain menggunakan akal kehidupan yang lurus dan benar.
        Para pemimpin masyarakat Madhani bila mengambil keputusan selalu mengikuti jejak para nabiyullah yaitu kalbunya mengelola/mengarahkan otak dan otaknya mengelola nafsu, sehingga keputusan yang dilaksanakan dalam praktek akan benar dan bermanfaat bagi orang banyak.
        Pemimpin di Dunia termasuk di Indonesia sebagian besar dalam pengambilan keputusan untuk suatu permasalahan, justru bertentangan dengan sunnah Rasul yaitu nafsunya mengelola/mengarahkan otak dan otaknya mengeliminir kebenaran kalbu, sehingga keputusan yang diambil lebih mengutamakan manfaat untuk diri sendiri/keluarga/kelompok dan lebih banyak menimbulkan kerugian/mudharat bagi orang banyak.

        Mengingat penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam dan hanya sedikit saja yaitu kurang dari 10,0% yang belum mengerti/faham ataupun belum memperoleh berita/warta ulluhiyah dari berbagai sumber disatu pihak dan dipihak lain telah dipraktekkan sistim ekonomi campuran yang banyak didominasi oleh sistim ekonomi kapitalis liberal yang sangat mementingkan individu dan materi yang masih steril terhadap nilai keimanan terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa yang menurut Islam adalah:
_______________________________
*)  Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Ketua Program Doktor Ilmu Ekonomi Islam Program Pascasarjana Universitas Airlangga.
        Allah al Haq, al Wakhidiyah, al Aqadiyah, al Awwal wal al Akhir (yang awal tidak ada yang mendahului dan yang akhir tidak ada yang mengetahui), maka di Indonesia lebih banyak terjadi bencana alam dan bencana kemanusiaan, termasuk krisis kualitas lingkungan, energi, moral/akhlaq serta krisis ekonomi-sosial-kemasyarakatan yang telah banyak melakukan kegiatan sosial-ekonomi ilegal untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

        Kemiskinan di Indonesia diukur dengan rata-rata garis kemiskinan per kapita yang baru sebanyak Rp 6.088,- per hari atau Rp 24.350,- per keluarga walaupun dalam periode tahun 2007-2008 telah menurun dari 16,58% menjadi 15,42% namun jumlah penduduk miskin masih banyak yaitu pada tahun 2008 bulan Maret berjumlah 34,96 juta, telah menurun 2,21 juta dari jumlah orang miskin pada tahun 2007 yaitu sebanyak 37,17 juta. Penduduk miskin yang tinggal di pedesaan sebesar 63,47% selebihnya yang 36,53% tinggal di perkotaan. Prosentase kemiskinan terbesar adalah di Maluku dan Papua yaitu 29,94%, Bali dan Nusa Tenggara 19,44% baru kemudian Sulawesi 15,69%, Jawa 15,22%, Sumatera 15,08% serta yang paling sedikit di Kalimantan yaitu sebesar 9,14%. (Lihat Tabel 2 dan 3 serta lampiran 3)
        Salah satu tugas/fungsi Islam adalah memberantas kemiskinan, termasuk juga memberantas kebodohan, kesakitan dan ketidakadilan/kedholiman.
        Dalam penjajahan kolonial Belanda praktek sosial-ekonomi kemasyarakatan yang berbasis syariah berkembang dengan pesat mulai dari Samudera Pasei, Indragiri, Penyengat, Banten, Cirebon, Demak, Mataram, Ngampel Denta, Banjarmasin, Makasar, hingga kesultanan Ternate dan Tidore telah membangun kerajaan/kesultanan yang kuat.
        Peranan Wali 9 yang meliputi : Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ngampel, Giri, Bonang, Derajat, Kalijogo, Gunung Jati, Kudus dan Sunan Muria adalah sangat besar dalam mengimplementasikan syariah Islam secara kafah di bumi Nusantara.
        Kerajaan/kesultanan Islam di Indonesia saat itu telah kuat dan handal baik dibidang : Ketatanegaraan/Ilmu Pemerintahan, Pertahanan & Keamanan, Transportasi Darat dan Laut, Pendidikan, Kebudayaan serta peningkatan profesi kerja baik disektor primer, sekunder maupun sektor tersier.
        Setelah kerajaan dan kesultanan Islam surut, pada awal abad XIX mulai muncul pergerakan Islam seperti halnya : Sarikat Dagang Islam, Organisasi massa Muhammadiyah, Nahdatul Ulama didirikan dan terus berkembang termasuk Partai Politik Masyumi, Perti, PSII juga berdiri pada pertengahan abad XX. Pada medio abad XX hingga awal abad XXI umat Islam mulai bangkit lagi di bumi Nusantara terutama yang berhubungan dengan praktek Ilmu Ekonomi Islam.


II.       KEBUTUHAN SUMBER DAYA INSANI

        Kebutuhan Sumber Daya Insani dalam jangka panjang dan menengah baik yang berkualifikasi/bergelar Doktor dalam Ilmu Ekonomi Islam, Magister, Sarjana maupun lulusan Diploma 3 (D3) untuk memenuhi permintaan pasar/kesempatan kerja yang tersedia di lembaga perbankan Islam dan lembaga non bank serta diberbagai  perusahaan  dan instansi lain yang berbasis syariah nampak pada tabel 5

        Dengan demikian dalam jangka menengah 5 s/d 10 tahun mendatang diperlukan sebanyak 38.940 orang dari lulusan D3 s/d Doktor dalam ilmu ekonomi Islam. Untuk jangka panjang 10 s/d 30 tahun yang akan datang diperlukan Sumber Daya Insani sebanyak 125.790 orang dari lulusan D3 s/d Doktor dalam Ilmu Ekonomi Islam.

Khusus untuk pendidikan doktor melalui telaah pendekatan dan survey keperluan tenaga doktor dalam ilmu ekonomi Islam baik untuk keperluan dalam maupun luar negeri dalam jangka pendek dan menengah hingga jangka panjang diperkirakan sebanyak 8,400 orang dengan rincian sebagai berikut :

1.   Untuk tenaga dosen Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia minimal 1000 orang (1 orang doktor untuk 1 PTN maupun PTS). Dewasa ini di Indonesia telah terdapat sekitar 2.500 PTN/PTS.

2.   Dalam rangka otonomi di bidang sosial dan ekonomi minimal diperlukan 2000 orang (minimal 5 doktor ekonomi Islam untuk setiap kabupaten/kota dari sekitar 400 daerah kabupaten/kota di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam atau baru sekitar 1 doktor ekonomi Islam untuk setiap 100,000 penduduk muslim secara Nasional) untuk keperluan pembangunan masyarakat madhani.

3.   Kebutuhan untuk mengembangkan pondok/pesantren besar di Indonesia sebanyak 5,000 orang (di Indonesia terdapat sekitar 5,000 pondok pesantren besar yang mempunyai pendidikan formal setaraf Perguruan Tinggi).

4.   Kebutuhan untuk mengisi tenaga atase perdagangan Internasional sebanyak 150 orang  (minimal 1 orang untuk setiap negara anggota OKI).

5.   Untuk keperluan staf Direksi, Komisaris dan Dewan Syariah dalam Bank Islam serta Lembaga Keuangan Islam lainnya memerlukan sekitar 250 orang.

6. Dengan demikian bila terdapat 10 sampai dengan 15 Perguruan Tinggi yang mampu mendidik dan meluluskan doktor dalam ilmu ekonomi Islam untuk setiap 3 tahun dengan kapasitas 30 orang kandidat doktor setiap angkatan, maka diperlukan 20 sampai dengan 30 tahun untuk memenuhi kebutuhan 8,400 orang doktor dalam ilmu ekonomi Islam tersebut.

        Sedangkan ditinjau dari kandidat yang berminat untuk masuk dalam Program Studi Ilmu Ekonmi Islam dalam jangka menengah (10 tahun) 2.500 orang, yang dapat dirinci dengan analisis sebagai berikut :

        Mengingat PTN dan PTS yang mempunyai program pendidikan doktor dalam ilmu ekonomi Islam baru dua lembaga yaitu di Program Pascasarjana UNAIR Surabaya yang pertama dan kedua di Program Pascaarjana Universitas Trisakti Jakarta pada tingkat konsentrasi Ekonomi dan Keuangan maka kelangsungan program ini mengingat cukup banyaknya potensi yang berminat dalam pendidikan strata tiga dalam ilmu ekonomi Islam yaitu hampir sekitar 9,000 orang termasuk peminat dari dalam dan luar negeri, maka kelangsungan program pendidikan ini akan cukup cerah dan dapat diandalkan sebagai program unggulan khususnya bagi Universitas Airlangga.
        Dengan jumlah guru besar sebanyak 27 orang dan doktor sebnyak 12 orang, serta jumlah peserta program dipertahankan maksimal 200 orang, maka Insya Allah proses belajar dan mengajar dapat terus berjalan secara berkesinambungan yang sekaligus akan tetap dapat dijaga kualitas kelulusan dari Program Doktor Program Studi Ilmu Ekonomi Islam lebih lanjut. Jumlah dan terget penerimaan mahasiswa Program Doktor Minat Studi Ilmu Ekonomi Islam sampai dengan tahun 2015 seperti pada tabel 4.

        Target tersebut tercapai mengingat pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia dalam periode tahun 2000 – 2005 terus meningkat dari 205.132.000 jiwa, tahun 2000 meningkat menjadi 216.382.000 jiwa tahun 2004 dan tahun 2005 menjadi 219.205.000 jiwa. Pertumbuhan penduduk Indonesia dalam periode 1990 – 2000 rata-rata pertahun adalah 1,45% dan dalam periode 2000 – 2005 pertumbuhan penduduk rata rata setahun turun sedikit menjadi 1,34%, sehingga pada tahun 2006 jumlah penduduk Indonesia dapat diperkirakan sebanyak 222.120.000 jiwa. Jumlah rumah tangga di Indonesia pada tahun 2000 sebanyak 52.010.000 dan pada tahun 2004 meningkat menjadi 58.253.000 serta pada tahun 2005 meningkat lagi menjadi 59.927.000 rumah tangga, sehingga rata-rata jumlah anggota rumah tangga tersebut adalah 3,9 orang pada tahun 2000 dan sebanyak 3,7 orang pada tahun 2005/2006.

        Jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia pada tahun 2004 – 2005 dilingkungan Depdiknas adalah 2.472 terdiri atas 81 PTN dan sebanyak 2.391 PTS. Dari 81 PTN tersebut terdapat mahasiswa sebanyak 910.910 orang serta dosen sebanyak 56.176 orang dan dari 2.391 PTS tersebut terdapat mahasiswa sebanyak 1.879.481 orang serta diasuh oleh 112.060 dosen. Dengan demikian jumlah mahasiswa dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional RI adalah sebanyak 2.790.391 orang dan diasuh oleh sebanyak 168.236 dosen pada tahun 2005. Jumlah Perguruan Tinggi Negeri dilingkungan Departemen Agama terdapat sebanyak 18 PTAN baik IAIN, STAIN maupun UIN dengan jumlah mahasiswa 90.249 orang pada tahun 2001/2002 dan secara berturut-turut meningkat menjadi 92.699 mahasiswa tahun 2002/2003, sebanyak 105.778 orang tahun 2003/2004 serta meningkat lagi menjadi 109.437 mahasiswa pada tahun 2004/2005. Dari seluruh mahasiswa tersebut yang belajar pada Program Pascasarjana pada tahun 2004/2005 sebanyak 6.439 mahasiswa. Sebagian besar pada Program Magister atau S2. Untuk Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta di Indonesia dewasa ini berdasarkan data dari 12 KOPERTAIS dilingkungan DEPAG, pada tahun 2006 telah terdapat sebanyak 520 Perguruan Tinggi Islam Swasta dengan jumlah Dosen sebanyak 19.951 orang dan jumlah mahasiswa sebanyak 246.673 orang. Jumlah pondok pesantren besar, sedang, dan kecil dewasa ini di Indonesia berjumlah sekitar 5000 unit.

        Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2006 sebanyak 222.120.000 jiwa tersebut yang beragama Islam sekitar 88,0% atau sebanyak 195.466.000 jiwa dan yang dapat naik haji berdasarkan jatah dari dari Pemerintah Arab Saudi pada tahun 2003 sebanyak 201.319 orang, pada tahun 2004 sebanyak 204.945 orang dan pada tahun 2005 sebanyak 203.873 orang. Jika rata-rata jumlah anggota rumah tangga di Indonesia sebanyak 3,7 orang maka banyaknya rumah tangga Islam adalah sebanyak 52.828.649 rumah tangga. Pada tahun 2005 perbandingan jumlah orang yang naik haji terdapat rumah tangga Islam sebesar 0.39 persen atau sebesar 4 permil ( Empat per 1000 rumah tangga ). Jika rumah tangga Islam yang mampu sekitar 10,0% atau berjumlah 5.282.864 rumah tangga dan yang berminat untuk melanjutkan studi pada Program Doktor Minat / Program Studi Ilmu Ekonomi Islam sebesar 0,5 permil saja, maka potensi mahasiswa setiap sepuluh tahun adalah sebanyak 2.640 orang. Berdasarkan potensi kasar sekitar 2.640 orang tersebut, dapat dirinci berdasarkan peminat dari institusi/kelembagaan dan masyarakat lainnya seperti pada Tabel 4.
        Dari Tabel 4 tentang potensi peminat Program Doktor Minat Studi Ilmu Ekonomi Islam di Indonesia dalam periode 5 (lima) tahun mendatang (2005–2015) dapat dirinci sebagai berikut :

a.    Dari 87 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia sebanyak 75 PTN berminat mengirimkan dosennya yang sudah bergelar Magister atau Master dengan rata-rata calon 5 orang sehingga terdapat sebanyak 375 calon mahasiswa.

b. Dari sebanyak 2.391 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang berminat mengirimkan dosen tetap yayasannya untuk studi lanjut pada Minat Studi Ilmu Ekonomi Islam sebanyak 956 yayasan dengan jumlah seorang calon saja secara bergiliran.

c.  Untuk Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) di Indonesia sebanyak 18 PTAIN semua berminat dengan kemampuan mengirim sebanyak 3 (tiga) calon mahasiswa saja untuk Program Doktor Minat Studi Ilmu Ekonomi Islam Program Pascasarjana Universitas Airlangga, sehingga potensi calon mahasiwanya minimal 54 orang.

d.    Untuk 520 Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS), semua berminat, tetapi hanya dengan kemampuan rata-rata seorang per PTAIS sehingga potensinya sekitar 52 orang saja dalam periode tersebut.

e.  Dari sekitar 5000 Pondok Pesantren di Indonesia sekitar 10% saja yang dapat mengirimkan guru atau dosennya untuk belajar pada Program Doktor Minat Studi Ilmu Ekonomi Islam yaitu sebanyak 500 orang.

        Dengan demikian jumlah yang berminat untuk masuk dalam Minat Studi Ilmu Ekonomi Islam menjadi sebanyak 2.596 orang dimana telah termasuk sekitar 10% calon mahasiswa dari non Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta yaitu sebanyak 191 orang.


III.    PROSPEK KEDEPAN

        Dalam rangka menyambut snow bowling yang melaju cukup cepat ini khususnya dibidang pendidikan perlu terdapat kesamaan persepsi dalam berdakwah dengan arah, visi, misi, tujuan dan kompetensi sebagai berikut :

               1.  Visi

                    Membangun Sumber Daya Insani yang beriman, berilmu dan beramal dengan ketaqwaan yang zuhud dalam rangka mewujudkan masyarakat Madhani yaitu masyarakat yang sopan, santun, beradab serta berbudaya tinggi, berbudi luhur dimana dalam menghadapi berbagai permasalahan besar ataupun kecil, yang rumit ataupun yang mudah selalu dicarikan jalan keluar dengan cara bermusyawarah untuk mencapai mufakat sehingga dapat dipertanggungjawabkan baik pada sesama manuasia maupun pada Allah Swt.

2.   Misi

Mengusahakan dan mendukung tersedianya/terciptanya kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan bertanggung jawab serta mampu mandiri dalam menyelesaikan problema yang terjadi dalam masyarakat dengan metode proses berfikir keilmuan yang kafah berlandaskan Al-Quran dan As-Sunah.

3.   Tujuan Pendidikan

             Tujuan pendidikan Program Studi Ilmu Ekonomi Islam adalah sebagai berikut :

1.   Untuk mengembangkan dan memperbanyak program unggulan pendidikan Strata 3 khususnya Program Studi Ilmu Ekonomi Islam, Strata 2, Strata 1 dan Diploma 3 di Indonesia.

2.   Untuk menghasilkan sumber daya manusia berkualitas yang menguasai ilmu ekonomi Islam secara profesional

3.   Untuk mengisi kekurangan tenaga-tenaga dosen pada Institusi Pendidikan Tinggi Islam dan Umum baik yang berstatus negeri atau swasta di Indonesia.

4.   Untuk memenuhi permintaan sumber daya manusia yang ahli Ilmu Ekonomi Islam dari institusi/lembaga sektoral untuk tingkat pusat atau kedinasan daerah baik yang bertugas di bidang perencanaan, pengelolaan maupun para pelaku kegiatan sosial dan ekonomi yang sudah melaksanakan Syariah Islam sebagai dasar kegiatannya.

5.   Menghasilkan tenaga peneliti yang handal dan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan ekonomi Islam di Indonesia secara faktual/nyata sehingga dapat disusun Sistim Ekonomi Islam yang praktis dan dapat ikut berperan dalam menyelesaikan segala permasalahan sosial dan ekonomi baik di tingkat lokal, nasional maupun regional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar