I. PENDAHULUAN
Dunia dewasa ini berpenduduk
6.710.719.000 jiwa dan Indonesia berpenduduk 228.523.300 jiwa atau sebesar
3,41% dari penduduk Dunia, yang beragama Islam sekitar 89,0% dan sering disebut
dengan “The Giant Sleeping Moslem
Country” baik oleh masyarakat Timur Tengah maupun masyarakat Orientalis.
Predikat ini ada benarnya karena Indonesia termasuk negara keempat di Dunia yang
terbanyak penduduknya setelah : RRC dengan penduduk 1.359.262.000 jiwa, India (1.149.552.000 jiwa), Amerika (309.915.000
jiwa) dan Indonesia
sebanyak 228.523.300 jiwa serta yang kelima adalah Brazilia dengan penduduk
189.845.000 jiwa. (Lihat Tabel 1)
Dengan bangkit dan berkembangnya kembali
semangat dan praktek ekonomi Islam di Indonesia, jelas merupakan nuansa/iklim
yang baik bagi terus berkembangnya Sistim Ekonomi Kerakyatan dalam lingkup
“Welfare State Economy” untuk membangun masyarakat Madhani secara kafah yaitu
masyarakat yang bertamadun/berbudaya tinggi, dimana bila menghadapi
permasalahan baik yang besar ataupun yang kecil dan yang berat ataupun ringan
akan dicarikan jalan keluar dengan musyawarah mufakat serta menganalisisnya
dengan menggunakan akal semesta/analisis intuitif selain menggunakan akal
kehidupan yang lurus dan benar.
Para
pemimpin masyarakat Madhani bila mengambil keputusan selalu mengikuti jejak
para nabiyullah yaitu kalbunya mengelola/mengarahkan otak dan otaknya mengelola
nafsu, sehingga keputusan yang dilaksanakan dalam praktek akan benar dan
bermanfaat bagi orang banyak.
Pemimpin di Dunia termasuk di Indonesia
sebagian besar dalam pengambilan keputusan untuk suatu permasalahan, justru
bertentangan dengan sunnah Rasul yaitu nafsunya mengelola/mengarahkan otak dan
otaknya mengeliminir kebenaran kalbu, sehingga keputusan yang diambil lebih
mengutamakan manfaat untuk diri sendiri/keluarga/kelompok dan lebih banyak
menimbulkan kerugian/mudharat bagi orang banyak.
Mengingat penduduk Indonesia mayoritas
beragama Islam dan hanya sedikit saja yaitu kurang dari 10,0% yang belum
mengerti/faham ataupun belum memperoleh berita/warta ulluhiyah dari berbagai
sumber disatu pihak dan dipihak lain telah dipraktekkan sistim ekonomi campuran
yang banyak didominasi oleh sistim ekonomi kapitalis liberal yang sangat
mementingkan individu dan materi yang masih steril terhadap nilai keimanan
terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa yang menurut Islam adalah:
_______________________________
*) Guru Besar
Fakultas Ekonomi dan Ketua Program Doktor Ilmu Ekonomi Islam Program
Pascasarjana Universitas Airlangga.
Allah al Haq, al Wakhidiyah, al
Aqadiyah, al Awwal wal al Akhir (yang awal tidak ada yang mendahului dan yang
akhir tidak ada yang mengetahui), maka di Indonesia lebih banyak terjadi
bencana alam dan bencana kemanusiaan, termasuk krisis kualitas lingkungan,
energi, moral/akhlaq serta krisis ekonomi-sosial-kemasyarakatan yang telah
banyak melakukan kegiatan sosial-ekonomi ilegal untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.
Kemiskinan di Indonesia diukur dengan
rata-rata garis kemiskinan per kapita yang baru sebanyak Rp 6.088,- per hari
atau Rp 24.350,- per keluarga walaupun dalam periode tahun 2007-2008 telah
menurun dari 16,58% menjadi 15,42% namun jumlah penduduk miskin masih banyak
yaitu pada tahun 2008 bulan Maret berjumlah 34,96 juta, telah menurun 2,21 juta
dari jumlah orang miskin pada tahun 2007 yaitu sebanyak 37,17 juta. Penduduk miskin
yang tinggal di pedesaan sebesar 63,47% selebihnya yang 36,53% tinggal di
perkotaan. Prosentase kemiskinan terbesar adalah di Maluku dan Papua yaitu
29,94%, Bali dan Nusa Tenggara 19,44% baru kemudian Sulawesi 15,69%, Jawa
15,22%, Sumatera 15,08% serta yang paling sedikit di Kalimantan yaitu sebesar
9,14%. (Lihat Tabel 2 dan 3 serta lampiran 3)
Salah satu tugas/fungsi Islam adalah
memberantas kemiskinan, termasuk juga memberantas kebodohan, kesakitan dan
ketidakadilan/kedholiman.
Dalam penjajahan kolonial Belanda
praktek sosial-ekonomi kemasyarakatan yang berbasis syariah berkembang dengan
pesat mulai dari Samudera Pasei, Indragiri, Penyengat, Banten, Cirebon, Demak,
Mataram, Ngampel Denta, Banjarmasin, Makasar, hingga kesultanan Ternate dan
Tidore telah membangun kerajaan/kesultanan yang kuat.
Peranan Wali 9 yang meliputi : Maulana
Malik Ibrahim, Sunan Ngampel, Giri, Bonang, Derajat, Kalijogo, Gunung Jati,
Kudus dan Sunan Muria adalah sangat besar dalam mengimplementasikan syariah
Islam secara kafah di bumi Nusantara.
Kerajaan/kesultanan Islam di Indonesia
saat itu telah kuat dan handal baik dibidang : Ketatanegaraan/Ilmu
Pemerintahan, Pertahanan & Keamanan, Transportasi Darat dan Laut,
Pendidikan, Kebudayaan serta peningkatan profesi kerja baik disektor primer,
sekunder maupun sektor tersier.
Setelah kerajaan dan kesultanan Islam
surut, pada awal abad XIX mulai muncul pergerakan Islam seperti halnya :
Sarikat Dagang Islam, Organisasi massa Muhammadiyah, Nahdatul Ulama didirikan
dan terus berkembang termasuk Partai Politik Masyumi, Perti, PSII juga berdiri
pada pertengahan abad XX. Pada medio abad XX hingga awal abad XXI umat Islam
mulai bangkit lagi di bumi Nusantara terutama yang berhubungan dengan praktek
Ilmu Ekonomi Islam.
II.
KEBUTUHAN SUMBER DAYA INSANI
Kebutuhan Sumber Daya Insani dalam
jangka panjang dan menengah baik yang berkualifikasi/bergelar Doktor dalam Ilmu
Ekonomi Islam, Magister, Sarjana maupun lulusan Diploma 3 (D3) untuk memenuhi
permintaan pasar/kesempatan kerja yang tersedia di lembaga perbankan Islam dan
lembaga non bank serta diberbagai perusahaan
dan instansi lain yang berbasis syariah
nampak pada tabel 5
Dengan demikian dalam jangka
menengah 5 s/d 10 tahun mendatang diperlukan sebanyak 38.940 orang dari lulusan
D3 s/d Doktor dalam ilmu ekonomi Islam. Untuk jangka panjang 10 s/d 30 tahun
yang akan datang diperlukan Sumber Daya Insani sebanyak 125.790 orang dari
lulusan D3 s/d Doktor dalam Ilmu Ekonomi Islam.
Khusus
untuk pendidikan doktor melalui telaah pendekatan dan survey keperluan tenaga
doktor dalam ilmu ekonomi Islam baik untuk keperluan dalam maupun luar negeri
dalam jangka pendek dan menengah hingga jangka panjang diperkirakan sebanyak
8,400 orang dengan rincian sebagai berikut :
1.
Untuk tenaga dosen Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia minimal 1000 orang (1 orang doktor
untuk 1 PTN maupun PTS). Dewasa ini di Indonesia telah terdapat sekitar 2.500
PTN/PTS.
2.
Dalam rangka otonomi di bidang sosial dan ekonomi minimal
diperlukan 2000 orang (minimal 5 doktor ekonomi Islam untuk setiap
kabupaten/kota dari sekitar 400 daerah kabupaten/kota di Indonesia yang
mayoritas penduduknya beragama Islam atau baru sekitar 1 doktor ekonomi Islam
untuk setiap 100,000 penduduk muslim secara Nasional) untuk keperluan
pembangunan masyarakat madhani.
3.
Kebutuhan untuk mengembangkan pondok/pesantren besar di
Indonesia sebanyak 5,000 orang (di Indonesia terdapat sekitar 5,000 pondok
pesantren besar yang mempunyai pendidikan formal setaraf Perguruan Tinggi).
4.
Kebutuhan untuk mengisi tenaga atase perdagangan
Internasional sebanyak 150 orang
(minimal 1 orang untuk setiap negara anggota OKI).
5.
Untuk keperluan staf Direksi, Komisaris dan Dewan Syariah
dalam Bank Islam serta Lembaga Keuangan Islam lainnya memerlukan sekitar 250
orang.
6. Dengan
demikian bila terdapat 10 sampai dengan 15 Perguruan Tinggi yang mampu mendidik
dan meluluskan doktor dalam ilmu ekonomi Islam untuk setiap 3 tahun dengan
kapasitas 30 orang kandidat doktor setiap angkatan, maka diperlukan 20 sampai
dengan 30 tahun untuk memenuhi kebutuhan 8,400 orang doktor dalam ilmu ekonomi
Islam tersebut.
Sedangkan ditinjau dari kandidat yang
berminat untuk masuk dalam Program Studi Ilmu Ekonmi Islam dalam jangka
menengah (10 tahun) 2.500 orang, yang dapat dirinci dengan analisis sebagai
berikut :
Mengingat
PTN dan PTS yang mempunyai program pendidikan doktor dalam ilmu ekonomi Islam
baru dua lembaga yaitu di Program Pascasarjana UNAIR Surabaya yang pertama dan
kedua di Program Pascaarjana Universitas Trisakti Jakarta pada tingkat
konsentrasi Ekonomi dan Keuangan maka kelangsungan program ini mengingat cukup
banyaknya potensi yang berminat dalam pendidikan strata tiga dalam ilmu ekonomi
Islam yaitu hampir sekitar 9,000 orang termasuk peminat dari dalam dan luar
negeri, maka kelangsungan program pendidikan ini akan cukup cerah dan dapat
diandalkan sebagai program unggulan khususnya bagi Universitas Airlangga.
Dengan
jumlah guru besar sebanyak 27 orang dan doktor sebnyak 12 orang, serta jumlah
peserta program dipertahankan maksimal 200 orang, maka Insya Allah proses
belajar dan mengajar dapat terus berjalan secara berkesinambungan yang
sekaligus akan tetap dapat dijaga kualitas kelulusan dari Program Doktor
Program Studi Ilmu Ekonomi Islam lebih lanjut. Jumlah dan terget penerimaan
mahasiswa Program Doktor Minat Studi Ilmu Ekonomi Islam sampai dengan tahun
2015 seperti pada tabel 4.
Target
tersebut tercapai mengingat pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia dalam periode
tahun 2000 – 2005 terus meningkat dari 205.132.000 jiwa, tahun 2000 meningkat
menjadi 216.382.000 jiwa tahun 2004 dan tahun 2005 menjadi 219.205.000 jiwa.
Pertumbuhan penduduk Indonesia dalam periode 1990 – 2000 rata-rata pertahun
adalah 1,45% dan dalam periode 2000 – 2005 pertumbuhan penduduk rata rata
setahun turun sedikit menjadi 1,34%, sehingga pada tahun 2006 jumlah penduduk
Indonesia dapat diperkirakan sebanyak 222.120.000 jiwa. Jumlah rumah tangga di
Indonesia pada tahun 2000 sebanyak 52.010.000 dan pada tahun 2004 meningkat
menjadi 58.253.000 serta pada tahun 2005 meningkat lagi menjadi 59.927.000
rumah tangga, sehingga rata-rata jumlah anggota rumah tangga tersebut adalah
3,9 orang pada tahun 2000 dan sebanyak 3,7 orang pada tahun 2005/2006.
Jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia
pada tahun 2004 – 2005 dilingkungan Depdiknas adalah 2.472 terdiri atas 81 PTN
dan sebanyak 2.391 PTS. Dari 81 PTN tersebut terdapat mahasiswa sebanyak
910.910 orang serta dosen sebanyak 56.176 orang dan dari 2.391 PTS tersebut
terdapat mahasiswa sebanyak 1.879.481 orang serta diasuh oleh 112.060 dosen.
Dengan demikian jumlah mahasiswa dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional RI
adalah sebanyak 2.790.391 orang dan diasuh oleh sebanyak 168.236 dosen pada
tahun 2005. Jumlah Perguruan Tinggi Negeri dilingkungan Departemen Agama
terdapat sebanyak 18 PTAN baik IAIN, STAIN maupun UIN dengan jumlah mahasiswa
90.249 orang pada tahun 2001/2002 dan secara berturut-turut meningkat menjadi
92.699 mahasiswa tahun 2002/2003, sebanyak 105.778 orang tahun 2003/2004 serta
meningkat lagi menjadi 109.437 mahasiswa pada tahun 2004/2005. Dari seluruh
mahasiswa tersebut yang belajar pada Program Pascasarjana pada tahun 2004/2005
sebanyak 6.439 mahasiswa. Sebagian besar pada Program Magister atau S2. Untuk
Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta di Indonesia dewasa ini berdasarkan data
dari 12 KOPERTAIS dilingkungan DEPAG, pada tahun 2006 telah terdapat sebanyak
520 Perguruan Tinggi Islam Swasta dengan jumlah Dosen sebanyak 19.951 orang dan
jumlah mahasiswa sebanyak 246.673 orang. Jumlah pondok pesantren besar, sedang,
dan kecil dewasa ini di Indonesia berjumlah sekitar 5000 unit.
Jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2006 sebanyak 222.120.000 jiwa tersebut yang
beragama Islam sekitar 88,0% atau sebanyak 195.466.000 jiwa dan yang dapat naik
haji berdasarkan jatah dari dari Pemerintah Arab Saudi pada tahun 2003 sebanyak
201.319 orang, pada tahun 2004 sebanyak 204.945 orang dan pada tahun 2005
sebanyak 203.873 orang. Jika rata-rata jumlah anggota rumah tangga di Indonesia
sebanyak 3,7 orang maka banyaknya rumah tangga Islam adalah sebanyak 52.828.649
rumah tangga. Pada tahun 2005 perbandingan jumlah orang yang naik haji terdapat
rumah tangga Islam sebesar 0.39 persen atau sebesar 4 permil ( Empat per 1000
rumah tangga ). Jika rumah tangga Islam yang mampu sekitar 10,0% atau berjumlah
5.282.864 rumah tangga dan yang berminat untuk melanjutkan studi pada Program
Doktor Minat / Program Studi Ilmu Ekonomi Islam sebesar 0,5 permil saja, maka
potensi mahasiswa setiap sepuluh tahun adalah sebanyak 2.640 orang. Berdasarkan
potensi kasar sekitar 2.640 orang tersebut, dapat dirinci berdasarkan peminat
dari institusi/kelembagaan dan masyarakat lainnya seperti pada Tabel 4.
Dari Tabel 4
tentang potensi peminat Program Doktor Minat Studi Ilmu Ekonomi Islam di
Indonesia dalam periode 5 (lima) tahun mendatang (2005–2015) dapat dirinci
sebagai berikut :
a.
Dari 87 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia
sebanyak 75 PTN berminat mengirimkan dosennya yang sudah bergelar Magister atau
Master dengan rata-rata calon 5 orang sehingga terdapat sebanyak 375 calon
mahasiswa.
b. Dari
sebanyak 2.391 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang berminat mengirimkan dosen
tetap yayasannya untuk studi lanjut pada Minat Studi Ilmu Ekonomi Islam
sebanyak 956 yayasan dengan jumlah seorang calon saja secara bergiliran.
c. Untuk Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri
(PTAIN) di Indonesia sebanyak 18 PTAIN semua berminat dengan kemampuan mengirim
sebanyak 3 (tiga) calon mahasiswa saja untuk Program Doktor Minat Studi Ilmu
Ekonomi Islam Program Pascasarjana Universitas Airlangga, sehingga potensi
calon mahasiwanya minimal 54 orang.
d.
Untuk 520
Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS), semua berminat, tetapi hanya
dengan kemampuan rata-rata seorang per PTAIS sehingga potensinya sekitar 52
orang saja dalam periode tersebut.
e. Dari sekitar 5000 Pondok Pesantren di
Indonesia sekitar 10% saja yang dapat mengirimkan guru atau dosennya untuk
belajar pada Program Doktor Minat Studi Ilmu Ekonomi Islam yaitu sebanyak 500
orang.
Dengan demikian jumlah yang berminat
untuk masuk dalam Minat Studi Ilmu Ekonomi Islam menjadi sebanyak 2.596 orang
dimana telah termasuk sekitar 10% calon mahasiswa dari non Perguruan Tinggi
Negeri maupun Swasta yaitu sebanyak 191 orang.
III.
PROSPEK KEDEPAN
Dalam rangka menyambut snow bowling yang
melaju cukup cepat ini khususnya dibidang pendidikan perlu terdapat kesamaan
persepsi dalam berdakwah dengan arah, visi, misi, tujuan dan kompetensi sebagai
berikut :
1. Visi
Membangun Sumber Daya Insani
yang beriman, berilmu dan beramal dengan ketaqwaan yang zuhud dalam rangka
mewujudkan masyarakat Madhani yaitu masyarakat yang sopan, santun, beradab
serta berbudaya tinggi, berbudi luhur dimana dalam menghadapi berbagai
permasalahan besar ataupun kecil, yang rumit ataupun yang mudah selalu
dicarikan jalan keluar dengan cara bermusyawarah untuk mencapai mufakat
sehingga dapat dipertanggungjawabkan baik pada sesama manuasia maupun pada
Allah Swt.
2.
Misi
Mengusahakan
dan mendukung tersedianya/terciptanya kualitas Sumber Daya Manusia yang handal
dan bertanggung jawab serta mampu mandiri dalam menyelesaikan problema yang
terjadi dalam masyarakat dengan metode proses berfikir keilmuan yang kafah
berlandaskan Al-Quran dan As-Sunah.
3.
Tujuan
Pendidikan
Tujuan pendidikan Program Studi
Ilmu Ekonomi Islam adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengembangkan dan memperbanyak program unggulan
pendidikan Strata 3 khususnya Program Studi Ilmu Ekonomi Islam, Strata 2,
Strata 1 dan Diploma 3 di Indonesia.
2.
Untuk menghasilkan sumber daya manusia berkualitas yang
menguasai ilmu ekonomi Islam secara profesional
3.
Untuk mengisi kekurangan tenaga-tenaga dosen pada
Institusi Pendidikan Tinggi Islam dan Umum baik yang berstatus negeri atau
swasta di Indonesia.
4.
Untuk memenuhi permintaan sumber daya manusia yang ahli
Ilmu Ekonomi Islam dari institusi/lembaga sektoral untuk tingkat pusat atau
kedinasan daerah baik yang bertugas di bidang perencanaan, pengelolaan maupun
para pelaku kegiatan sosial dan ekonomi yang sudah melaksanakan Syariah Islam
sebagai dasar kegiatannya.
5.
Menghasilkan tenaga peneliti yang handal dan dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan ekonomi Islam di Indonesia secara faktual/nyata
sehingga dapat disusun Sistim Ekonomi Islam yang praktis dan dapat ikut
berperan dalam menyelesaikan segala permasalahan sosial dan ekonomi baik di
tingkat lokal, nasional maupun regional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar