Rika Al_Syafe'i

Rabu, 01 September 2010

BARENG BARENG MASUK SURGA yu,,,,!!

BARENG BARENG MASUK SURGA yu,,,,!!

oleh Rika Rovikoh pada 31 Agustus 2010 jam 22:10
BARENG BARENG MASUK SURGA

Tidak ada paksaan dalam agama” (QS. Al-Baqarah: 256)
Menurut Prof . Adang , karena Alquran menyebutkan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama Ini berarti bahwa kebebasan beragama merupakan keniscayaan. Ini merupakan hak asasi manusia yang harus dihormati. Adalah hak, bahkan kewajiban setiap orang untuk meyakini bahwa agamanyalah yang benar, tetapi pada saat yang sama dia harus menghormati orang lain untuk bersikap sama terhadap agamanya.
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali terjadi perang klaim tentangkeb enaran dan janji keselamatan. Hanya agamanyalah yang benar, dan karenanya hanya penganut agama itu yang akan masuk surga dan mendapat kasih Tuhan. Agama lain adalah agama yang sesat, dan karena itu penganutnya tidak berhak memperoleh surga dan kasih Tuhan. Mereka akan masuk neraka dan akan mendapatkan murka-Nya. Adalah hak, bahkan kewajiban setiap orang untuk meyakini bahwa agamanyalah yang benar, tetapi pada saat yang sama dia harus menghormati orang lain untuk bersikap sama terhadap agamanya Padahal,
yang
mahabenar
dan
mahatahu
hakikat
kebenaran
hanyalah Tuhan.
Manusia hanya mencari tahu
dan berupaya memperoleh apa yang dimaksudkan benar oleh Tuhan itu. Demikian pula dengan surga dan neraka. Bukankah pemiliknya adalah Tuhan? Berarti, yang berhak memasukkan ke sana pun hanyalah Dia. Kewenangan itu sepenuhnya merupakan hak prerogatif-Nya.
Sungguh merupakan kesombongan luar biasa, siapa pun manusia yang mengaku dapat memasukkan ke surga atau ke neraka. Karena hal itu, sama dengan memposisikan dirinya dengan Tuhan. Setidaknya, telah mengambil alih kewenangan-Nya.Mungkin perlu dikemukakan, bahwa berdasarkan firman Allah, “surga itu luasnya seluas langit
dan bumi”. Dibuat seluas itu, nampaknya, supaya dapat menampung seluruh umat yang
beriman dan bertaqwa kepada-Nya, sejak umat nabi/ rasul pertama (Nabi Adam) hingga umat nabi/ rasul yang terakhir (Nabi Muhammad SAW). Rasa-rasanya, surga itu terlalu luas kalau hanya dihuni oleh penganut agama tertentu, apalagi kalau oleh warga NU, Muhammadiyah, atau PUI saja.
Sesungguhnya, peluang umat beragama memasuki surga dan neraka sama besarnya. Umat agama apa pun berpeluang memasuki keduanya, tergantung kualitas keimanan dan amal kebajikan yang diperbuatnya Terus terang, saya lebih suka bila umat beragama dapat masuk surga semuanya. Saya merasa lebih senang bila yang masuk surga itu banyakan daripada sedikitan, apalagi kalau hanya sendirian.
Sehingga prof Adang menambahkan lagi diperlukan saat ini adanya Ukhuwah basyariyah, adalah menuntut dikembangkan paham Multikulturisme, suatu pandangan yang mendorong untuk menghormati pihak lain yang berbeda, bukan karena mengakui kebenaran agama lain itu, tetapi karena setiap orang harus menghormati tradisi pihak lain dalam menyembah Tuhan


Tidak ada paksaan dalam agama” (QS. Al-Baqarah: 256)
Menurut Prof . Adang , karena Alquran menyebutkan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama Ini berarti bahwa kebebasan beragama merupakan keniscayaan. Ini merupakan hak asasi manusia yang harus dihormati. Adalah hak, bahkan kewajiban setiap orang untuk meyakini bahwa agamanyalah yang benar, tetapi pada saat yang sama dia harus menghormati orang lain untuk bersikap sama terhadap agamanya.
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali terjadi perang klaim tentangkeb enaran dan janji keselamatan. Hanya agamanyalah yang benar, dan karenanya hanya penganut agama itu yang akan masuk surga dan mendapat kasih Tuhan. Agama lain adalah agama yang sesat, dan karena itu penganutnya tidak berhak memperoleh surga dan kasih Tuhan. Mereka akan masuk neraka dan akan mendapatkan murka-Nya. Adalah hak, bahkan kewajiban setiap orang untuk meyakini bahwa agamanyalah yang benar, tetapi pada saat yang sama dia harus menghormati orang lain untuk bersikap sama terhadap agamanya Padahal,
yang
mahabenar
dan
mahatahu
hakikat
kebenaran
hanyalah Tuhan.
Manusia hanya mencari tahu
dan berupaya memperoleh apa yang dimaksudkan benar oleh Tuhan itu. Demikian pula dengan surga dan neraka. Bukankah pemiliknya adalah Tuhan? Berarti, yang berhak memasukkan ke sana pun hanyalah Dia. Kewenangan itu sepenuhnya merupakan hak prerogatif-Nya.
Sungguh merupakan kesombongan luar biasa, siapa pun manusia yang mengaku dapat memasukkan ke surga atau ke neraka. Karena hal itu, sama dengan memposisikan dirinya dengan Tuhan. Setidaknya, telah mengambil alih kewenangan-Nya.Mungkin perlu dikemukakan, bahwa berdasarkan firman Allah, “surga itu luasnya seluas langit
dan bumi”. Dibuat seluas itu, nampaknya, supaya dapat menampung seluruh umat yang
beriman dan bertaqwa kepada-Nya, sejak umat nabi/ rasul pertama (Nabi Adam) hingga umat nabi/ rasul yang terakhir (Nabi Muhammad SAW). Rasa-rasanya, surga itu terlalu luas kalau hanya dihuni oleh penganut agama tertentu, apalagi kalau oleh warga NU, Muhammadiyah, atau PUI saja.
Sesungguhnya, peluang umat beragama memasuki surga dan neraka sama besarnya. Umat agama apa pun berpeluang memasuki keduanya, tergantung kualitas keimanan dan amal kebajikan yang diperbuatnya Terus terang, saya lebih suka bila umat beragama dapat masuk surga semuanya. Saya merasa lebih senang bila yang masuk surga itu banyakan daripada sedikitan, apalagi kalau hanya sendirian.
Sehingga prof Adang menambahkan lagi diperlukan saat ini adanya Ukhuwah basyariyah, adalah menuntut dikembangkan paham Multikulturisme, suatu pandangan yang mendorong untuk menghormati pihak lain yang berbeda, bukan karena mengakui kebenaran agama lain itu, tetapi karena setiap orang harus menghormati tradisi pihak lain dalam menyembah Tuhan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar