Rika Al_Syafe'i

Rabu, 22 September 2010

kesalahan pembentukan dan pemilihan kata

kesalahan pembentukan dan pemilihan kata

oleh Rika Rovikoh pada 16 September 2010 jam 16:59
KESALAHAN PEMBENTUKAN DAN PEMILIHAN KATA
KESALAHAN PEMBENTUKAN DAN PEMILIHAN KATA Pada bagian berikut akan diperhatikan kesalahan kasalahan penbentukan kata, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulis. a.Penganggalan Awalan Me- Penganggalan pada judul cerita dalam surat kabar diperbolehkan. Namun, dalam teks beritanya awalan me- harus eksplisit. Dibawah ini diperhatikan bentuk yang salah dan bentuk yang benar. Contoh: 1.a) Amerika serikat luncurkan pesawat bolak-balik Colombia (salah) 1. b) Amerika serikat meluncurkan pesawat bolak-balik Colombia (benar) b.Penagnggalan Awalan Ber- Kata-kata yang berawalan Ber- sering mengandalkan awalan Ber. Padahal awalan Ber harus dieksplisitkan secara jelas. Berikut ini contoh salah dan benar dalam pemakaian. Contoh: 1. a) Sampai jumpa lagi (salah) 1. b) Sampai berjumpa lagi (benar)
c.Peluluhan Bunyi /c/ Kata dasar yang diawali bunyi c sering menjadi luluh apabila mendapat awalan me. Padahal tidak seperti itu. Contoh: 1. a) Ali sedang menyuci mobil (salah) 1. b) ali sedang mencuci mobil (benar) d.Penyengauan Kata Dasar Ada gejala penyengauan bunyi awal kata dasar, penggunaan kata dasar ini sebenarnya adalah ragam lisan yang dipakai dalam ragam tulis. Akhirnya pencampuran antara ragam lisan dan ragam tulis menimbulkan suatu bentuk kata yang salah dalam pemakaian. Contoh: Nyopet, mandang, nulis, dan nambrak. Dalam bahasa Indonesia kita harus menggunakan kata-kata mencopet,memandang, menulis, dan menembrak.
e.Bunyi /s/, /k/, p/, dan /t/ yang Tidak Luluh Kata dasar yang bunyi awalnya s, k, p, atau t sering tidak luluh jika mendapat awalan me atau pe. Padahal menurut kaidah buku bunyi-bunyi itu harus lebur menjadi bunyi sengau. Contoh: 1. a) Semua warga neraga harus mentaati peraturan yang berlaku (salah) 1. b) Semua warga neraga harus menaati peraturan yang berlaku (benar)
f.Awalan Ke- yang Kelirugunaan Pada kenyataan sehari-hari, kata-kata yang seharusnya berawalan ter sering diberi awalan ke. Hal itu disebabkan oleh kekurang cermatan dalam memilih awalan yang tepat. Contoh: 1. a) Pengendara mator itu meninggal karena ketambrak oleh kereta api (salah) 1. b) pengendara motor itu meninggal karena tertambrak oleh kereta api (benar) Perlu tiketahui bahwa awalan ke hanya dapat menempel pada kata bilangan. Selain di depan kata bilangan, awalan ke tidak dapat dipakai kecuali pada kata kekasih, kehendak, dan ketua.
g.Pemakaian Akhiran –ir Pemakaian kata akhiran –ir sangat produktif dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari. Padahal, dalam bahasa Indonesia baku untuk akhiran –ir adalah asi atau isasi. Contoh: 1. a) Saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu (salah) 1. b) Saya sanggup mengkoordinasi kegiatan itu (benar) h.Padanan yang Tidak Serasi Terjadi ketika pemakaian bahasa yang kurang cermat memilih padanan yang serasi, yang muncul dalam kehitupan sehari-hari adalah padanan yang tidak sepadan atau yang tidak serasi. Hal itu, terjadi karena dua kaidah yang berselang, atau yang bergabung dalam sebuah kalimat. Contoh: 1. a) karena modal dibank dibank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit. (salah) 1. b) karena modal dibank terbatas, tidak semua pengusah lemah memperoleh kredit (benar) 1. c) modal dibank terbatas sehingga, tidak semua pengusah lemah memperoleh kredit (benar) Bentuk-bentuk diatas adalah bentuk yang menggabungkan kata karena dan sehingga, kata apabila dan maka, dan kata walaupun dan tetapi. i.Pemakaia Kata Depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap Dalam pemakaian sehari-hari, pemakaian kata di, ke, dari, bagi, dan daripada sering dipertukarkan. Contoh: 1.a) putusan dari pada pemerintah itu melegakan hati rakyat. (salah) 2.a) putusan pemerintah itu melegakan hati rakyat. (benar) j.Pemakaian Akronim (singkatan) Yang dimaksud kata singkatan adalah PLO, UI, dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan bentuk singkat ialah lab (laboratorium), memo (memeorandum) dan lain-lain. Pemakaian akronim dan singkatan dalam bahasa Indonesia kadang-kadang tidak teratur.
k.Penggunaan Kesimpulan, Keputusan, Penalaran, dan Pemungkinan Kata-kata kesimpulan bersaing pemakaiannya dengan kata simpulan; kata keputusan bersaing pemakaiannya dengan kata purusan; kata pemukiman bersaing dengan kata permukiman; kata penalaran bersaing dengan kata pernalaran. Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia sebenarnya mengikuti pola yang rapi dan konsisten. Kalau kita perhaikan dengan saksama, bentukan kata itu memiliki hubungan antara yang satu dengan yang lain. Contoh: Tulis, menulis, penulis, penulisan, tulisan. Pilih, memilih, pemilih, pemilihan, pilihan Ada lagi pembentukan kata yang mengikuti pola berikut Contoh: Tani, bertani, petani, pertanian Mukim, bermukim, pemukim, permukiman l.Penggunaan Kata yang Hemat Salah satu ciri pemakaian bahasa yang efektif adalah kpemakaian bahasa yang hemat kata, tetapi padat isi. Namun dalam komunikasi sehari-hari sering kita jumpai pemakaian kata yang tidak hemat (boros) Contoh: Boros hemat Sejak sejak atau dari Agar supaya agar atau supaya Mempunyai pendirian berpendirian Perbandingan kata yang hemat dan kata boros 1.a) Apabila suatu reservoir masih mempunyai cadangan minyak, maka diperlakukan tenaga dorong buatan untuk memproduksi minyak lebih besar (boros, salah) 1.b) Apabila suatu reservoir masihmempunyai cadangan minyak, diperlukan tenga dorong buatan untuk memproduksi munyak lebih besar. (salah) 1.c) Untuk mengksplorasi dan mengeksploitas munyak dan gas bumi di mana sebagai sumber devisa negaa diperlukan tenaga ahli yang terampil di bidang geologi dan perminyakan. (benar) m.Analogi Di dalam dunia olahraga tertapat istilah petinju. Kata petinju berkorelasi dengan kata bertinju berarti ‘orang yang (biasa) bertinju’, bukan ‘orang yang (biasa ) meninju’. Dewasa ini dapat dijumpai banyak kata yang sekelompok dengan petinju, seperti pesilat, petenis, pesenam dan lain-lain. Jika dilakukan demikian, akan teecipta bentukan seperti berikut ini Petinju ‘orang yang bertinju’ Pesilat ‘orang yang bersilat’ Petenis ‘orang yang bertenis’ Pesenam ‘orang yang bersenam’ n.Bentuk Jamak dalam Bahasa Indonesia Dalam pemakaian sehari-hari kadang-kadang orang salah menggunakan bentuk jamak bahsa Indonesia sehingga terjadi bentuk yang rancu atau kacau. Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia dilakukan dengan cara sebagai berikut. 1)Bentuk jamak dengan melakukan pengulangan kata yang bersangkutan seperti Kuda-kuda Meja-meja Buku-buku 2)Bentuk jamak dengan menambah kata bilangan seperti Beberapa meja Sekalian tamu Semua buku Dua tempat Sepuluh computer 3)Bentuk jamak dengan menmbahkan kata Bantu jamak seperti Para tamu 4)Bentuk jamak dengan menggunakn kata ganti orang seperti Mereka kita Kami kalian

TANDA BACA                               

1. Tanda baca ialah simbol atau tanda yang digunakan untuk memberri isyarat kepada pembaca supaya melakukan sesuatu dalam bacaan.
2. Ia diletakkan di temapt-tempat tertentu dalam ayat berdasarkan tujuan dan kesesuaiannya.
3. Tanda baca utama ialah :
Tanda Noktah atau titik   ( . )
Tanda koma                 ( , )
Tanda tanya atau soal   ( ? )
Tanda seruan                ( ! )
Tanda sempang atau sengkang  ( - )
Tanda noktah bertindih             ( : )
Tanda pengikat kata atau petik  ( “        “ )

Huruf Besar


Penggunaan
Contoh ayat

a) digunakan bagi huruf pertama kata pada setiap ayat.
a)Rumah itu di atas bukit.
b)Persembahan itu belum tamat.

b) digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
a)“Adik kamu mana ?” tanya Jamil.
b)Abang bertanya, “Betulkah awak tidak mahu pergi ?”

c) digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubung dengan kitab suci dan nama Alllah, termasuk kata ganti untuk Allah
a)Yang Maha Pengasih,
b)Ampunilah hamba-mu.
c)Semoga Engkau menerima doa kami.

d) digunakan sebagai huruf pertama gelaran kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang
a)Haji Abdul Ghabur
b)Nabi Muhamad S.A.W

e) digunakan sebagai huruf pertama untuk nama jawatan dan pangkat yang diikuti nama orang
Profesor Ahmad Hashim
Sarjan Major Kamarudin , Tengku Iskandar

f) digunakan diawal nama khas
a) Sharipah, Ipoh, Terengganu, Bank Negara

g) digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa
a)bangsa Melayu
b)orang Minangkabau

h) digunakan sebagai huruf pertama bagi nama rasmi badan, lembaga pemerintah, serta nama dokumen rasmi kecuali kata hubung
a)Lembaga Urusan Tabung Haji
b)Dewan Bahasa dan Pustaka
c)Semenajung Tanah Melayu
2.1 Tanda Titik atau noktah.


Tanda titik digunakan...
Contohnya

(a), pada akhir ayat yang bukan
pertanyaan atau seruan
(a) Kereta ini baru dibeli.
(b) Esok ibu akan ke Kuala Lumpur.

(b) pada akhir singkatan nama orang
Y.A.B. (Yang Amat Berhormat),
En. (Encik)

(c) sebelum tanda penutup kata (")
dalam cakap ajuk
Kata kakak, "Bunga itu sudah layu:"

(d) untuk menunjukkan angka perpuluhan
5.4, 30.2, 1 19.8
2.2 Tanda Koma (,)


Tanda koma digunakan...
Contohnya

(a)bagi mengasingkan kata yang
berturut-turut dalam satu ayat
(a) Ibu membeli ikan, sayur, dan daging.
(b) Abu, Kumar, dan Zaidi pergi ke Muar.

(b)di belakang kata seru
(a) Amboi, merahnya baju kamu !
(b) Eh, Azmi rupanya !

(c)untuk menandakan tempat berhenti
sebentar.
Berikan surat ini kepada ibumu, Ali.

(d) di belakang kata penghubung pada
awal ayat
... Oleh sebab itu, awak diminta hadir.
... Jadi, awak tidak mengaku bersalah?

(e)untuk memisahkan unsur-unsur dalam ayat yang berbeza-beza
Rumah itu besar, tetapi tidak cantik
Katakan saya ke bandar, jika dia datang.

(f)sebelum tanda pembuka kata (") dan
penutup kata (") dalam cakap ajuk
Ravi berkata, "Ini suratnya, encik."
"Terima kasih," jawab Encik Abu.
2.3 Tanda Tanya (?)


Tanda tanya digunakan...
Contohnya

(a) pada akhir ayat tanya
Bilakah adik kamu akan bersekolah?

(b) pada akhir ayat tanya sebelum
tanda penutup kata (")
"Apa yang kamu lihat?" tanya Jimmy.
2.4 Tanda Seru (!)


Tanda seru digunakan...
Contohnya

sesudah penyataan yang berupa seruan, perintah, atau rasa emosi yang kuat
(a)        Wah, perbuatan awak sudah melampau!
(b)        Siapkan kerja itu segera!
2.5 Tanda Titik Bertindih (:)


Tanda titik bertindih digunakan...
Contohnya

(a)        pada akhir sesuatu penyataan
apabila diikuti oleh rangkaian
Barangbarang yang perlu dibawa adalah seperti berikut: parang, sabit, dan cangkul

(b)        untuk memberi penjelasan atau memperkenalkan sesuatu
Tarikh: 3 April 2000
Masa: 2.00 petang
Tempat: Bilik Gerakan
2.6 Tanda Koma Bertitik (;)


Tanda koma bertitik digunakan
Contohnya

(a) untuk memisahkan bahagian-
bahagian ayat yang sejenis dan
setara
Giginya sakit; dia tidak mahu ke klinik.

(b) pada baris pertama pantun dua
erat
Ada ubi ada batas;
Ada budi ada balas.

(c) pada baris kedua pantun empat
kerat
Kalau ada jarum patah,
Jangan disimpan di dalam peti;
Kalau ada silap dan salah,
Jangan disimpan di dalam hati.
2.7 Tanda Sempang (-)


Tanda sempang digunakan...
Contohnya

(a)        untuk menyambungkan kata yang
            diulang dan kata ganda
murid-murid, riuh-rendah

(b)        untuk merangkaikan:
            i           se dengan kata yang berikutnya yang dimulai dengan huruf besar
seMalaysia, seTanah Melayu

ii. ke- dengan angka
iii. angka dengan -an
kali yang ke-10,
tahun 1960-an

(c) memisahkan huruf kecil daripada
huruf besar
rahmat-Mu, hamba-Nya,
sinar-X
2.8 Tanda Petik ("...")


Tanda petik digunakan
Contohnya

(a) untuk mengapit petikan langsung
"Saya belum makan ibu," kata adik.

(b) pada jadual rencana, karangan,
novel, puisi, dan sebagainya
Novel "Esok Masih Ada" memenangi
hadiah pertama.



Ringkasan
Contoh ayat

Huruf Besar
1. Digunakan pada permulaan sesuatu ayat atau selepas tanda noktah.
2. Digunakan untuk menulis Kata Nama Khas
3. Digunakan pada awal menulis cakap ajuk dan selepas tanda tanya dalam ikatan cakap ajuk.
4. Digunakan selepas tanda seruan.
a. Ibu memasak nasi.
b. Tan seorang budak yang pemalu. Dia baru pindah ke sini.
a. Amin, ketua Kelas Enam Mawar baru balik dari kampungnya di Dungun.
b. Ahmad membaca buku bertajuk “Bukit Rahsia” yang ditulis oleh Idris Rahman.
a. Dengan lantang ibu berkata “ Bangun, kemu sudah terlewat ke sekolah.”
b. “Bilakah awak hendak ke pekan ? Hari inikah ?” tanya Burhan.
a. Amboi, cantiknya baju dia ! Di mana dia membelinya ?

Tanda noktah atau titik ( .)
1. Digunakan untuk mengakhiri sesuatu ayat yangbukan seruan atau pertanyaan.
2. Digunakan untuk menulis huruf ringkas atau kependekan.
a. Dia baru pulang dari sekolah.
a. Kami melawat R.T.M.
a. Bapanya dianugerahkan pingat P.J.K. oelh Sultan Terengganu.

Tanda koma ( , )
1. Digunakan untuk memisahkan unsur-unsur yang sama dalam sesuatu ayat
2. Digunakan selepas kata seruan.
3. Digunakan untuk memisahkan cakap ajuk daripada bahagian lain dalam ayat.
4. Digunakan di belakang pada kata penghubung pada awal ayat.
a. Abang pergi ke kedai membeli tepung, gula, bawang, biskut, roti , dan susu.
a. Wah, bijak betul budak itu !
a. Cikgu Asrul berkata, “Tolong ambilkan buku kuning itu.”
b. “Biarkan dia lakukan sendiri kerja itu,” pesan ibu.
a. Oleh itu, kita mesti bertindak dari sekarang.
b. Jadi, dia pun lari dari situ.

Tanda Tanya atau soal ( ? )
Digunakan untuk menamatkan ayat soal.
Pukul berapa dia pergi ke sana ?

Tanda Seruan ( ! )
Digunakan di hujung ayat-ayat seruan.
a. Oh, awak rupanya yang mengetuk pintu tadi !
b. Eh, bila kamu sampai !

Tanda Sempang atau Sengkang ( - )
1. Digunakan untuk menulis kata ganda.
2. Digunakan untuk merangkaikan huruf kecil dengan huruf besar.
3. Digunakan untuk merangkaikan awalan ke depan angka atau nombor.
4. Digunakan untuk merangkaikan angka dengan akhiran -an.
a. Gunung-ganang, lauk-pauk, bukit-bukau, kuda-kuda
b. rahmat-Nya, Se-Malaysia, anti-Amerika, Insya-Allah.
a. Ke-60, ke-10
b. Mereka menyambut ulang tahun perkahwinan yang ke - 5.
a. 60-an, 70-an, 80-an, 90-an
b. Irama Pop Yeh-Yeh terkenal pada tahun 60-an.

Tanda Noktah Bertindih ( : )
1. Digunakan untuk menambahkan penjelasan dalam sesuatu ayat.
2. Digunakan untuk menggantikan maksud iaitu.
3. Digunakan untuk memisahkan watak dengan dialog dalam sesuatu perbualan.
4. Digunakan untuk menerangkan sesuatu dalam ayat.
a. Kamu mesti belajar bersungguh-sungguh: Jika tidak berpelajaran, kita akan di pandang hina.
b. Kita mesti membantu orang yang dalam kesusuhan : sikap yang disukai masyarakat
a. Cikgu : Mengapa awak tidak datang ke sekalah semalam ?
Sani    : Saya tidak sengaja. Saya lewat bangun.
a. Di dalam beg ini ada :
i- buku
ii- pensil
iii- pembaris
iv- pemadam

Tanda Koma Bertindah ( ; )
1. Digunakan untuk memisahkan bahagian ayat yang setara dengan keadaannya.
2. Digunakan untuk memisahkan bahagian-bahagian ayat yang menggunakan kata hubung.
a. Bawakan barang-barang ini dan berikan kepada Pak Yusof ; cangkul, sabit dan penggali.
b. Kami semua lulus dalam ujian matematik ; Manisah 80 merkah, Tina 82 markah dan saya sendiri 88 markah.
a. Dia seorang budak yang baik ; kami semua sayang kepadanya.
b. Buktikan kepandaian kamu ; kalahkan pasukan mereka.

Tanda Pengikat Kata atau Petik ( “      “ )
1. Digunakan untuk menulis cakap ajuk.
2. Digunakan untuk menulis nama buku, majalah, cerita, sajak, lagu dan sebagainya dalam sesuatu ayat.
a. “Saya hendak pergi ke perpustakaan,” kata Ghani.
b. Adnan berkata, “Sayalah pemain yang menjaringkan gol itu.”
a. Cikgu Hashimi menulis sebuah buku bertajuk, “Penggunaan Tatabahasa dalam U.P.S.R.”

Gejala Bahasa

Protesis (penambahan di awal)
Contoh: mas emas
lang elang

Efentesis (penambahan di tengah)
Contoh: kapak kampak
tubuh tumbuh

Paragog (di akhir)
Contoh: hulubala hulubalang
Pengulangan atau penghilangan fonem

Afanesis
Contoh: stani tani
telentang tentang

Hapologi (berkurang dua fonem di tengah)
Contoh: baharu baru

Sinkop
Contoh: sahaya saya
bahasa basa
citcit cicit

Apakop
Contoh: tidak tida
Import impor

Assimilasi total
Contoh: ad+simiatio assimilasi asimilasi
Al+salam assalam asalam

Asimilasi parsial/sejalan
Contoh: in+perfect imperfect imperfek
P Protesis (penambahan awal)
E Efentesis (penambahan tengah)
P Paragog (penambahan akhir) A Afanesis (pengurangan awal) S Sinkop (pengurangan tengah) AApakop (pengurangan akhir)
H Hapologi (pengurangan dua fonem di tengah)
SSandi
KKontraksi (pemendekan) Contoh: mahardika merdeka
PLEONASME (-) ANALOGI (+) HIPERKOTEK (-) ADAPTASI (+) KONTAMINASI (-)
Penyerapan bahasa
1. Loan words (kata serapan): Hasil importasi morfosis tanpa substansi
morfemis namun tanpa atau dengan substansi fonemis
Contoh: oksigen (inggris)
2. Loan blends (campuran serapan): Gabungan hasil substansi dan
importansi morfonis sama dengan modelnya.
Contoh: non baku non standard
3. Hybrids: Campuran struktur yang tidak sesuai dengan bentuk
modelnya.
Contoh: berambisi ambisions (inggris)
4. Loan shift: (terjemahan serapan)
-Loan translation umpan balik dan
-Semantic Loan serapan borrowing

1 komentar:

  1. trimakasih artikelnya embak rika.kalo boleh tau referensi artikelnya ambil dari mana.

    BalasHapus